Tanah adalah
lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai
kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai
hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur
esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara
biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif
dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi)
bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas
tanah untuk menghasilkan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,
industri perkebunan, maupun kehutanan.
2. Faktor-Faktor
Pembentukan Tanah
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pembentukan tanah yaitu iklim, batuan induk, organisme, relief / topografi dan waktu.
- Iklim
Unsur – unsur iklim yang
mempengaruhi proses pembentukan tanah utama, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu
akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Curah hujan akan
berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah.
- Batuan Induk
Batuan induk terdiri atas batuan
vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan induk akan
hancur menjadi bahan induk, mengalami pelapukan, dan menjadi tanah. Tanah yang
terdapat di permukaan bumi sebagian mempelihatkan sifat (terutama bahan kimia)
yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk yang masih terlihat, seperti tanah
berstruktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasarnya tinggi.
Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat
pelapukan dan vegetasi di atasnya.
- Organisme (Vegetasi dan Jasad Renik)
Organisme sangat bepengaruh terhadap
proses pembentukan tanah utama, antara lain sebagai berikut :
1) Membantu proses pelapukan khususnya pelapukan
oganik.
2) Membantu proses pembentukan humus.
3) Jenis vegetasi berpengaruh terhadap sifat
– sifat tanah.
4) Kandungan unsur – unsur kimia yang terdapat
pada tanaman berpengaruh terhadap sifat – sifat tanah.
- Relief / Topografi
Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi
pembentukan tanah, antara lain sebagai berikut:
1) Tebal atau tipisnya lapisan tanah.
2) Sistem drainase atau pengaliran.
- Waktu
Tanah merupakan benda yang terdapat dialam
yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan penyucian yang terjadi terus menerus.
Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung
unsur hara akan habis karena mengalami pelapukan, sehingga yang tertinggal adalah
mineral yang sukar lapuk, seperti kuarsa. Akibat proses pembentukan tanah yang terus
berjalan maka induk tanah berubah berturut
– turut menjadi muda, tanah dewasa dan tanah
tua.
3. Jenis - Jenis Tanah
a. Tanah
humus
Adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang sangat lebat.
b. Tanah pasir
Adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku dan sedimen berbutir kasar dan berkerikil.
c. Tanah podzolit
Adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan tinggi dan bersuhu rendah/dingin.
d. Tanah vulkanik
Adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung api yang subur dan mengandung zat hara.
e. Tanah regusol
Adalah tanah vulkanik yang butirannya kasar
f. Tanah laterit
Adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya unsur hara, tetapi hilang karena larut di bawa air hujan
g. Tanah Mediteran/Kapur
Adalah tanah yang sifatnya tidak subur, terbentuk dari lapukan batuan kapur
h. Tanah litosol
Adalah tanah yang barumengalami pelapukan dan belum mengalami perkembangan tanah, berasal dari batuan konglomerat dan granit.
i. Tanah latosol
Adalah tanah yang mengalami pelapukan intensif, warna tanah tergantung susunan bahan induknya dan keadaan iklim. Berasal dari vulkan intermedier, tanah ini subur dan dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan.
j. Tanah aluvial
Adalah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan, sifatnya tergantung dari asalanya yang dibawa oleh sungai.
k. Tanah regosol
Adalah tanah yang belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari : regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.
l. Tanah grumusol
Terdiri dari beberapa macam, grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan.
m. Tanah organosol
Adalah tanah yang banyak mengandung organik, tidak mengalami perkembangan profil, kurang subur sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk persawahan. Bahan organik dari tanah ini terdiri dari akumulasi sisa-sisa vegetasi yang telah berhumifikasi tetapi belum mengalami mineralisasi.
Adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang sangat lebat.
b. Tanah pasir
Adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku dan sedimen berbutir kasar dan berkerikil.
c. Tanah podzolit
Adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan tinggi dan bersuhu rendah/dingin.
d. Tanah vulkanik
Adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung api yang subur dan mengandung zat hara.
e. Tanah regusol
Adalah tanah vulkanik yang butirannya kasar
f. Tanah laterit
Adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya unsur hara, tetapi hilang karena larut di bawa air hujan
g. Tanah Mediteran/Kapur
Adalah tanah yang sifatnya tidak subur, terbentuk dari lapukan batuan kapur
h. Tanah litosol
Adalah tanah yang barumengalami pelapukan dan belum mengalami perkembangan tanah, berasal dari batuan konglomerat dan granit.
i. Tanah latosol
Adalah tanah yang mengalami pelapukan intensif, warna tanah tergantung susunan bahan induknya dan keadaan iklim. Berasal dari vulkan intermedier, tanah ini subur dan dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan.
j. Tanah aluvial
Adalah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan, sifatnya tergantung dari asalanya yang dibawa oleh sungai.
k. Tanah regosol
Adalah tanah yang belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari : regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.
l. Tanah grumusol
Terdiri dari beberapa macam, grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan.
m. Tanah organosol
Adalah tanah yang banyak mengandung organik, tidak mengalami perkembangan profil, kurang subur sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk persawahan. Bahan organik dari tanah ini terdiri dari akumulasi sisa-sisa vegetasi yang telah berhumifikasi tetapi belum mengalami mineralisasi.
4. Fungsi Tanah
1. Tempat tumbuh dan berkembangnya
perakaran
2.
Penyedia
kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara).
3.
Penyedia
kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan
asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan
kesediaan hara)
4. Sebagai habitat biota tanah, baik
yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam
penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang
berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.
5. Macam - macam Struktur Tanah
1. Struktur tanah berbutir (granular): Agregat
yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat
pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2.
Kubus
(Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika
sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka
disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3.
Lempeng
(platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya.
Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4.
Prisma:
Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi
agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan
diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika
bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.
6. Penyebab Terjadinya Pencemaran Tanah
1. Pencemaran
oleh manusia
-Limbah domestik
-Limbah industri
-Limbah pertanian
-Limbah domestik
-Limbah industri
-Limbah pertanian
2.
Pencemaran secara alami
Selain kerusakan karena ulah manusia, pencemaran sumber daya tanah pun dapat terjadi karena faktor alamiah yang antara lain :
a. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air, es, angin, gelombang atau arus.
b. Transportasi
Transportasi adalah proses pengangkutan mineral tanah yang biasa terjadi di sekitar sungai.
c. Denodasi
Denodasi adalah tanah longsor di daerah miring yang sangat luas akibat tanah jenuh
Dari ke tiga faktor alamiah diatas, yang paling sering terjadi adalah kerusakan sumber daya tanah karena erosi.
Selain kerusakan karena ulah manusia, pencemaran sumber daya tanah pun dapat terjadi karena faktor alamiah yang antara lain :
a. Erosi
Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air, es, angin, gelombang atau arus.
b. Transportasi
Transportasi adalah proses pengangkutan mineral tanah yang biasa terjadi di sekitar sungai.
c. Denodasi
Denodasi adalah tanah longsor di daerah miring yang sangat luas akibat tanah jenuh
Dari ke tiga faktor alamiah diatas, yang paling sering terjadi adalah kerusakan sumber daya tanah karena erosi.
7. Upaya Pelestarian Tanah
Erosi yang
berlangsung secara terus-menerus akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia.
Hilangnya sumber daya alam yang ada, khususnya tanah dan berkurangnya tingkat
kesuburan tanah akan merugikan manusia. Untuk menjaga kestabilan tanah di
daerah miring dan untuk mengurangi tingkat erosi tanah, maka diperlukan
beberapa langkah antara lain sebagai berikut:
a. Terasering,
yaitu pola bercocok tanam dengan sistem berteras-teras (bertingkat) untuk
mencegah terjadinya erosi tanah.
b. Contour
farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur (kemiringan), sehingga
perakarannya dapat menahan tanah dari erosi.
c. Pembuatan tanggul pasangan (guludan) untuk
menahan laju erosi.
d. Contour
plowing, yaitu membajak tanah searah garis kontur, sehingga terjadilah
alur-alur horizontal untuk mencegah terjadinya erosi.
e. Contour
strip cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah
dalam bentuk memanjang dan sempit dengan mengikuti garis kontur sehingga
bentuknya berbelok-belok. Masing-masing ditanami tanaman yang berbeda-beda
jenisnya secara berselang seling (tumpang sari).
f. Crop
rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan
salah satu unsur hara, akibat diserap terus menerus oleh salah satu jenis
tanaman.
g.Reboisasi,
yaitu menanami kembali hutan-hutan yang gundul untuk mencegah terjadinya erosi,
tanah longsor, dan banjir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar