Selasa, 31 Mei 2016

Pengertian Tanah | Geografi

1. Pengertian Tanah




                                          


        Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan. 



2. Faktor-Faktor Pembentukan Tanah

        Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan tanah yaitu iklim, batuan induk, organisme, relief / topografi dan waktu.
  1. Iklim
   Unsur – unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah utama, yaitu suhu dan curah hujan. Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah.
  1. Batuan Induk
    Batuan induk terdiri atas batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf. Batuan induk akan hancur menjadi bahan induk, mengalami pelapukan, dan menjadi tanah. Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian mempelihatkan sifat (terutama bahan kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induk yang masih terlihat, seperti tanah berstruktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasarnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi di atasnya.
  1. Organisme (Vegetasi dan Jasad Renik)
     Organisme sangat bepengaruh terhadap proses pembentukan tanah utama, antara lain sebagai berikut :
1)      Membantu proses pelapukan khususnya pelapukan oganik.
2)      Membantu proses pembentukan humus.
3)      Jenis vegetasi berpengaruh terhadap sifat – sifat tanah.
4)      Kandungan unsur – unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat – sifat tanah.
  1. Relief / Topografi
      Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi pembentukan tanah, antara lain sebagai berikut:
1)      Tebal atau tipisnya lapisan tanah.
2)      Sistem drainase atau pengaliran.
  1. Waktu
      Tanah merupakan benda yang terdapat dialam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan penyucian yang terjadi terus menerus. Oleh karena itu, tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara akan habis karena mengalami pelapukan, sehingga yang tertinggal adalah mineral yang sukar lapuk, seperti kuarsa. Akibat proses pembentukan tanah yang terus berjalan maka induk tanah berubah  berturut – turut  menjadi muda, tanah dewasa dan tanah tua.

3. Jenis - Jenis Tanah

     a. Tanah humus
              Adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang sangat lebat.
     b.  Tanah pasir
              Adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku dan sedimen berbutir kasar dan berkerikil.
     c.  Tanah podzolit
              Adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan tinggi dan bersuhu rendah/dingin.
    d. Tanah vulkanik
              Adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung api yang subur dan mengandung zat hara.
    e. Tanah regusol
              Adalah tanah vulkanik yang butirannya kasar
     f. Tanah laterit
              Adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya unsur hara, tetapi hilang karena larut di bawa air hujan
     g. Tanah Mediteran/Kapur
              Adalah tanah yang sifatnya tidak subur, terbentuk dari lapukan batuan kapur
     h. Tanah litosol
              Adalah tanah yang barumengalami pelapukan dan belum mengalami perkembangan tanah, berasal dari batuan konglomerat dan granit.
      i. Tanah latosol
              Adalah tanah yang mengalami pelapukan intensif, warna tanah tergantung susunan bahan induknya dan keadaan iklim. Berasal dari vulkan intermedier, tanah ini subur dan dimanfaatkan untuk pertanian dan perkebunan.
      j. Tanah aluvial
               Adalah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan, sifatnya tergantung dari asalanya yang dibawa oleh sungai.
      k. Tanah regosol
               Adalah tanah yang belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari : regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur.
       l. Tanah grumusol
               Terdiri dari beberapa macam, grumusol pada batu kapur, grumusol pada sedimen tuff, grumusol pada lembah-lembah kaki pegunungan.
      m. Tanah organosol
                Adalah tanah yang banyak mengandung organik, tidak mengalami perkembangan profil, kurang subur sehingga belum dapat dimanfaatkan untuk persawahan. Bahan organik dari tanah ini terdiri dari akumulasi sisa-sisa vegetasi yang telah berhumifikasi tetapi belum mengalami mineralisasi.

4. Fungsi Tanah

                  1.      Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
                  2.      Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara).
                  3.      Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara)
                  4.      Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.




5. Macam - macam Struktur Tanah 
        
1.       Struktur tanah berbutir (granular): Agregat yang membulat, biasanya diameternya tidak lebih dari 2 cm. Umumnya terdapat pada horizon A yang dalam keadaan lepas disebut “Crumbs” atau Spherical.
2.       Kubus (Bloky): Berbentuk jika sumber horizontal sama dengan sumbu vertikal. Jika sudutnya tajam disebut kubus (angular blocky) dan jika sudutnya membulat maka disebut kubus membulat (sub angular blocky). Ukuranya dapat mencapai 10 cm.
3.       Lempeng (platy): Bentuknya sumbu horizontal lebih panjang dari sumbu vertikalnya. Biasanya terjadi pada tanah liat yang baru terjadi secara deposisi (deposited).
4.       Prisma: Bentuknya jika sumbu vertikal lebih panjang dari pada sumbu horizontal. Jadi agregat terarah pada sumbu vertikal. Seringkali mempunyai 6 sisi dan diameternya mencapai 16 cm. Banyak terdapat pada horizon B tanah berliat. Jika bentuk puncaknya datar disebut prismatik dan membulat disebut kolumner.



6. Penyebab Terjadinya Pencemaran Tanah
         
1. Pencemaran oleh manusia
 -Limbah domestik
 -Limbah industri
 -Limbah pertanian

2. Pencemaran secara alami
          Selain kerusakan karena ulah manusia, pencemaran sumber daya tanah pun dapat terjadi karena faktor alamiah yang antara lain :
a. Erosi
       Erosi adalah proses pengikisan permukaan bumi oleh tenaga yang melibatkan pengangkatan benda-benda, seperti air, es, angin, gelombang atau arus.
b. Transportasi
       Transportasi adalah proses pengangkutan mineral tanah yang biasa terjadi di sekitar sungai.
c. Denodasi
       Denodasi adalah tanah longsor di daerah miring yang sangat luas akibat tanah jenuh
Dari ke tiga faktor alamiah diatas, yang paling sering terjadi adalah kerusakan sumber daya tanah karena erosi. 


7. Upaya Pelestarian Tanah

Erosi yang berlangsung secara terus-menerus akan berakibat fatal bagi kehidupan manusia. Hilangnya sumber daya alam yang ada, khususnya tanah dan berkurangnya tingkat kesuburan tanah akan merugikan manusia. Untuk menjaga kestabilan tanah di daerah miring dan untuk mengurangi tingkat erosi tanah, maka diperlukan beberapa langkah antara lain sebagai berikut:
a. Terasering, yaitu pola bercocok tanam dengan sistem berteras-teras (bertingkat) untuk mencegah terjadinya erosi tanah.
b. Contour farming, yaitu menanami lahan menurut garis kontur (kemiringan), sehingga perakarannya dapat menahan tanah dari erosi.
c.  Pembuatan tanggul pasangan (guludan) untuk menahan laju erosi.
d. Contour plowing, yaitu membajak tanah searah garis kontur, sehingga terjadilah alur-alur horizontal untuk mencegah terjadinya erosi.
e. Contour strip cropping, yaitu bercocok tanam dengan cara membagi bidang-bidang tanah dalam bentuk memanjang dan sempit dengan mengikuti garis kontur sehingga bentuknya berbelok-belok. Masing-masing ditanami tanaman yang berbeda-beda jenisnya secara berselang seling (tumpang sari).
f. Crop rotation, yaitu usaha pergantian jenis tanaman supaya tanah tidak kehabisan salah satu unsur hara, akibat diserap terus menerus oleh salah satu jenis tanaman.
g.Reboisasi, yaitu menanami kembali hutan-hutan yang gundul untuk mencegah terjadinya erosi, tanah longsor, dan banjir.


         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar